Seorang trader berpotensi mengalami kerugian dan salah. Dua hal ini tidak bisa dihindari sepintar apapun seorang trader dan sebagus apapun analisanya. Tidak ada ada hal yang mampu menghindari kita dari kerugian di pasar. Pasar terlalu acak dan liar untuk diprediksi dan ada terlalu banyak faktor yang perlu dipertimbangkan bagi seorang trader untuk mendapatkan profit dan menjadi benar.
Apa yang sebenarnya dialami oleh seorang trader ketika dia mengalami kerugian? Jawaban dari pertanyaan ini tergantung pada ekspektasi dari trader itu sendiri. Mari kita coba bandingkan dua trader, Budi dan Agus.
Budi percaya bahwa dalam trading tidak ada yang bisa mencegahnya mengalami kerugian. Kerugian adalah bagian dari trading itu sendiri.Pola pikir Budi sama seperti pola pikir pengusaha yang menganggap bahwa dalam menjalankan usaha, selalu ada pengeluaran.
Jika kemudian Budi sudah bisa menerima kerugian dan percaya bahwa jika dia bisa untung maka dia bisa juga rugi, maka kecil kemungkinan Budi akan kecewa jika dia nantinya benar-benar mengalami kerugian. Dia juga kan lebih dengan mudah melangkah ke posisi selanjutnya karena sekali lagi, kerugian ini sudah diantisipasi sehingga dia tidak akan berpikir lama lama mengenai kerugian ini. Ini seharusnya adalah pola pikir dan sikap yang ideal dari seorang trader.
Sedangkan Agus adalah kebalikan dari Budi.Dia tidak menganggap bahwa kerugian adalah resiko dalam trading. Dengan kata lain, Budi tidak mengantisipasi kerugian. Dari sudut pandang ini, jika kemudian Budi salah dan mengalami kerugian, maka ada kecenderungan bagi Budi untuk menyalahkan pasar dan menganggap bahwa pasar tidak berpihak kepadanya. Padahal kita tahu, pasar tidak pernah berpihak pada siapapun dan apalagi bekerja sesuai analisa kita. Jika ekspektasi Budi tidak terjadi, Budi akan merasakan rasa sakit mental.
Ekspektasi sendiri merupakan perwujudan mental tentang bagaimana masa depan yang kita inginkan. Jika kemudian terlalu banyak energi dicurahkan ke dalam sebuah ekspektasi, maka jika ekspektasi ini kemudian tidak terjadi, maka rasa sakit secara mental yang dialami akan lebih keras.
Sekarang, di antara Budi dan Agus, mana yang kira-kira adalah trader pemula? Tentu Budi. Hanya trader yang berpengalamanlah yang bisa mengantisipasi dan menerima kerugian serta menyadari bahwa pasar tidak bekerja sesuai dengan analisa apalagi ekspektasinya. Ketidakmampuan menerima kerugian akan menekan mental. Jika kita selalu menyalahkan pasar atas kerugian yang terjadi, kita menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab terhadap analisa kita sendiri dan parahnya lagi, tidak mau mengevaluasi apa yang salah dari analisa kita.
Sebaliknya, menerima kerugian dan mengakui kesalahan berarti bertanggung jawab menerima kenyataan bahwa jika kita bisa benar maka kita juga bisa salah. Sekali lagi, trader yang berpengalaman mampu segera lanjut ke trade selanjutnya karena kerugian dari awal sudah diantisipasi. Perbedaan dua ekspektasi ini adalah salah satu pembeda antara trader pemula dan trader berpengalaman. Trader pemula cenderung percaya bahwa ekspektasi mereka di pasar akan selalu terjadi sedangkan trader berpengalaman percaya jika ekspektasi mereka bisa terjadi dan maka ekspektasi tersebut bisa juga tidak terjadi.
As informações e publicações não devem ser e não constituem conselhos ou recomendações financeiras, de investimento, de negociação ou de qualquer outro tipo, fornecidas ou endossadas pela TradingView. Leia mais em Termos de uso.